Minggu, 31 Oktober 2021

Kiat Menulis Cerita Fiksi


Materi ke-11, 27 Oktober 2021.
Kiat Menulis Cerita Fiksi
Narasumber :                                                        Sudomo, S.Pt
Moderator    : Dail Ma'ruf.

Assalamu'alaikum, selamat malam.
Mohon maaf  my friends and my readers, dua pertemuan ini saya ngga ngeblog karena ada tugas preparation supervisi akademik dan PTM yang harus saya siapkan dengan baik.
Semoga resume kali ini meski terlambat tidak mengurangi rasa ingin tahu teman and readers ngebaca tulisan saya .

kita mulai saja, let's star, materi kali ini temanya Kiat Menulis Cerita Fiksi, waah, semakin keren nih materi materi kedepan sepertinya, sudah semakin akan menjurus untuk membentuk kita yang mengikuti pelatihan ini menjadi penulis pemula tetapi kuat dasar dasar/pondasinya sebagai penulis. Meski kita bukan penulis berbakat, akan tetapi ini menjadikan kita sama memiliki kesempatan menjadi penulis mahir, tentunya yang memiliki bakat atau kita yang sedang belajar menulis tetap memiliki hal yang sama yaitu menulis dan menerbitkan buku sesuai genre kita, punya bakat tapi tidak berproses akan sia sia bakat yang kita miliki, semoga ini bisa menjadi pelajaran bahwa untuk mencapai kesuksesan membutuhkan proses, kerja keras, kemauan yang kuat, gigih pantang menyerah, jatuh bangun, serta doa, barulah kesuksesan akan kita raih.

Ayah Sudomo sebagai narasumber berasal dari Lombok Nusa Tenggara Barat. Moderator kita ayah Dail mendampingi perhelatan acara Kiat Menulis Cerita Fiksi. Mohon maaf saya belum bisa menampilkan biodata ayah Sudomo ( alumni BM Gel.16 ) yang menggunakan file jenis PDF.
Berawal dari passion untuk menulis fiksi tahun 2009, bergabung dengan komunitas menulis fiksi membuat ayah Sudomo jatuh cinta menulis fiksi.

" Mengapa kita harus menulis fiksi " ? jawabnya " banyak alasan untuk menulis fiksi "Banyak ragam jawaban dan alasan, namun ada yang terpenting terkait dengan Asesmen Nasional Berbasis Komputer/ ANBK. Salah satu komponen AKM/ANBK adalah L I T E R A S I , yaitu teks literasi fiksi. Dengan kemampuan menulis fiksi akan memudahkan para guru untuk membuat soal latihan AKM untuk muridnya. 

Membuat Cerita Fiksi
Hal hal yang terkait dalam penulisan fiksi yaitu :
  • Latar/setting
  • Tokoh
  • Peristiwa
  • Tema
  • Premis
  • Alur/plot dan
  • Sudut pandang.
tapi syarat bisa menulis fiksi adalah memiliki imajinasi, hal hal tersebut diatas sama halnya syarat menulis bentuk lainnya, seperti cerpen, ataupun novel, dan lain lain.
Penulis sudah terbiasa/memiliki kebiasaan mengembangkan imajinasi, mengembangkan imajinasi diperlukan kebiasaan banyak membaca buku fiksi yang ada dan kita juga dapat belajar tentang gaya penulisan. Cerita fiksi yang umum adalah Cerpen dan Novel.

Apa perbedaan Cerpen dan Novel ? 
Bentuk cerita fiksi kebanyakan perbedaannya terletak pada jumlah kata dan kompleksitas konflik cerita.
Cerpen biasanya hanya satu konflik, sementara Novel lebih rumit konfliknya.
Selain cerpen dan novel, ayah Momo menjelaskan ada fiksimini, flashfiction, pentigraf, novelet, novela.
Fiksimini merupakan fiksi singkat dengan beberapa kata, tapi merupakan cerita utuh 

Berikut langkah2 membuat fiksi versi ayah Momo :
  1. Tema ; 
  • ide pkok cerita
  • tipsnya : dekat dengan penukis, menarik perhatian penulis, bahan mudah diperoleh, dan ruang lingkup terbatas.
  • Cara menentukan tema ; Menyesuaikan dengan minat, mengangkat kehidupan nyata, berimajinasi, membaca dan mendengarkan curhat.
      2. Premis. 
Premis adalah ringkasan cerita dalam satu kalimat
  • Unsur-unsur premis ; karakter, tujuan tokoh. rintangan, halangan, dan resolusi.
  • Cara menulis Premis; tulis masing-masing pembentuknya, rangkai menjadi satu kalimat utuh.

     3. Alur/plot
Struktur rangkaian kejadian dalam cerita.
  • Macam-macam alur;  alur maju, alur mundur, alur campuran, alur flashback, dan alur kronologis.
  • Unsur-unsur alur/ plot ; pengenalan cerita, Awal konflik, menuju konflik, konflik memuncak/klimaks
  • Penyelesaian /ending ; unsur-unsur alur/plot tersebut urutannya dapat diubah tergantung pada jenis alur yang dipilih.
     4. Penokohan.
Penjelasan selangkah demi selangkah penjelasan detail karakter dalam cerita.
  • Macam-macam tokoh; protagonis, antagonis dan tritagonis.
  • Teknik penggambaran tokoh ; analitik, fisik dan perilaku tokoh, lingkungan tokoh, tata bahasa tokoh, dan penggambaran oleh tokoh lain.
     5. Latar / setting.
Penggambaran waktu, tempat, dan suasana terjadinya peristiwa-peristiwa dalam cerita.
Jenis-jenis latar ; latar waktu, latar tempat, latar suasana, latar sosial, latar material, dan latar integral. 

     6. Sudut pandang ;
Cara penulis menempatkan dirinya terhadap cerita yang diwujudkan dalam pandangan tokoh cerita;
  • Macam-macam sudut pandang; Orang pertama tunggal, orang pertama jamak, orang kedua, orang ketiga tunggal, orang ketiga jamak, dan campuran.
Lalu proses kreatif menulis cerita fiksi. ?
1. Niat ; memotivasi diri untuk memulai dan menyelesaikan tulisan.
2. Baca fiksi orang lain; sebagai upaya menemukan bahan belajar/referensi berupa ide, pemilihan kata, serta gaya dan teknik penulisan.
3. Ide dan genre ; segera catat saat ide mendadak muncul, menemukan ide dengan cara mengembangkan imajinasi, pemilihan genre disesuaikan dengan yang disukai dan dikuasai.
4 Outline ; Kerangka disusun berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi ; menentukan tema agar pembaca mengerti lingkup cerita fiksi kita, membuat premis sesuai tema, menentukan uraian alur/ plot berdasarkanunsur-unsurnya ; menentukan penokohan kuat berdasarkan jenis dan teknik penggambaran watak tokoh dengan baik ; menentukan latar/setting dengan menunjukan sisi eksotis dan detail ; memilih sudut pandang penceritaan yang unik.
5. Menulis.
Membuka cerita dengan baik ( dialog, kutipan, kata unik, konflik ) ; melakukan pengenalan tokoh dan latar dengan baik dengan cara memaparkan secara jelas kepada pembacanya ; menguatkan sisi konflik internal dan eksternal tokoh ; menggunakan pertimbangan logis agar tidak cacat logika dan memperkuat imajinasi ; memilih susunan kalimat yang pendek dan jelas ; memperkuat tulisan dengan pemilihan kata ( diksi ) ; membuat ending yang baik.
6. Swasunting.
Dilakukan setelah selesai menulis ; jangan menulis sambil mengedit; memfokuskan penyuntingan pada kesalahan pengetikan, pemakaian kata baku; dan istilah, aturan penulisan, ejaan dan logika cerita ; usahakan menempatkan diri pada posisi sebagi penyunting agar tega menyunting tulisan sendiri ; jangan lupa menyiapkan Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI ) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia ( PUEBI ).

Demikianlah alur dan proses pembuatan fiksi, cerpen dan novel, mudah-mudahan resume yang singkat ini menambah pengetahuan dan menjadikan kita penulis yang benar-benar professional.

Resume ke-11
Widy Kaneko Putro. S.Pd.
SMP Negeri 194 Jakarta.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yuk Cegah Cyber Bullying

Pertemuan ke-4 Pelatihan Guru Motivator Literasi Digital Grup 6 ( GMLD6 ). Senin, 8 November 2021. Materi                         : Yuk Cega...